Pesta ultah bersama teman – teman yang tak akan pernah aku
lupa.
Ada seorang cowok yang bertandang ke rumahku menanyakan
sebuah alamat rumah.
Tak lama setelah dia pergi, dia kembali sambil
memperkenalkan diri padaku yang masih duduk diteras.
Aku pun tak menolak perkenalan itu walau dalam hati merasa
lucu. Namanya Nico, dia adalah teman dari tetanggaku yang kebetulan sedang tak
ada di rumah. Kami ngobrol bersama hingga tetanggaku yang bernama Angga datang
dan mengajak Nico ke rumahnya.
Hampir tiap hari aku sering melihat dia dirumah Angga. Hingga
suatu hari Angga datang ke rumah bersama dia & dia menyebutkan namanya
kembali “NIKO”.
“aku dah tau …” jawab q dgn ketus. Walau begitu kami bertiga
saling cakap & bercanda ria.
Tak terasa perkenalan aku dengan Niko telah berjalan selama
sebulan.
“seperti salah satu dari cowok itu ada yang menuruh hati
padamu … “ kata ibu sambil bercanda. Mungkin candaan ibu terlontar karena
mereka sering berkunjung ke rumah walau hanya untuk ngobrol.
“mana mungkin mereka menaruh hati padaku? Aku sudah kenal
lama dengan Angga dan memamg dia seperti itu sedangkan Niko, rasanya tak
mungkin karena kami baru saling kenal.” Jawabku sambil merasa malu dan berfikir
dalam hati (apa mungkin? Hehehehehe)
Waktu berjalan dengan cepat dan kami bertiga makin dekat. Betapa
terkejutnya ….. ternyata apa yang dikatakan ibu dlu itu benar !!!
1 bulan setelah perkenalan antara aku dan Niko, akhirnya
Niko mengungkapkan perasaannya. Aku tak memberikan jawaban apapun namun
hubungan kami berjalan seperti air mengalir.
Sejak itu NIKO datang kerumah aku tanpa di damping oleh
Angga, kami pun makin dekat tapi ternyata hubungan itu di tentang keras oleh
kedua orangtuaku.
Setahun berjalan hubungan antara aku dan Niko semakin dekat
namun orang tuaku tetap tak juga mengijinkan hubungan yang kami jalani.
********************
Suatu hari aku di undang oleh teman dekatku yang bernama
Monik, dia mengadakan pesta ulang tahun. Saat itu Niko tak bisa menemaniku
karena ada acara keluarga.
Dalam pesta tersebut aku bertemu dengan seorang cowok yang
bernama Andi.
Menurut Monik, Andi adalah seorang cowok yang pendiam dan
dia cenderung menutup diri dari cewek.
Spontan aku bilang “dia HOMO??? Wkwkwkwkwk”, teman2 malah
marah dan bilang jika ANDI itu normal spt cowok lain. Dia hanya trauma akan
pengalaman masa lalunya yang selalu di khianati cintanya.
Dasar setan dikepala pun mulai berpesta!!!
“gmn jika qt taruhan??? Q akan bikin dia jatuh cinta pada
seorang wanita & lupakan masa lalunya” kataku pada teman-teman.
“sudahlah, tak akan berhasil walau kau rayu dia karena sudah
banyak cewek yang berusaha mendapatkan hatinya tapi selalu gagal.” Jawab Monik
sambil menggelengkan kepalanya
“Jangan katakan tak bisa bila belum mencoba !!!” sahutku dengan
sombongnya.
“ok !!! berapa lama kau akan dapat merayu dan mencuri
hatinya?? Apa taruhannya??” jawab Monik.
“Aku minta waktu hanya 6 bulan tuk dapatkan hatinya dan jika
berhasil traktir aku selama 1bulan.” Sahutku. “ jika gagal?” jawab Monik. “jika
gagal berarti aku yang traktir kalian
selama 1bln.” Sahutku.
Andi cukup pendiam bahkan terlalu pendiam. Dia tak banyak
bicara bahkan setelah pesta usai pun tak aku lihat dia bercanda tawa dengan
teman-teman yang lain.
Keesokan harinya …….
“Monik, 3hri lagi kita bikin acara kumpul-kumpul lagi &
ajak Andi …” Pintaku.
“Ok!!! Gimana dengan Niko jika dia datang??” jawab Monik.
“Niko itu urusanku, dia tak akan datang & kita jalankan
taruhan kita yang kemarin …” sahutku.
**************
Hari yang telah aku rencanakan dengan teman-teman pun tiba,
Andi datang dalam acara itu.
Aku coba mengajak Andi berbicara, walau awalnya terasa sulit
namun akhirnya aku berhasil membuatnya tersenyum. Senyum itu adalah pertanda
awal dalam taruhan kami.
Setelah acara selesai Andi memberikan nomer telponnya padaku
tanpa aku pinta, teman-teman merasa heran dengan sikap Andi.
“Apa yang telah kau lakukan pada anak itu??” Tanya Monik.
“Mana aku tau …. Aku hanya mengajaknya bicara dan bercanda,
walau sempat di cuekin tapi dia punya senyum yang manis. “ jawabku sambil
tertawa.
“itu nomer telpon, mau di apain?? Merayunya via phone ??”
Tanya Monik lagi.
“Aku sendiri masih bingung, sumpah !!! Aku masih belum ada
planning mau di apain tuh Andi …” sahutku sambil memutar otak untuk langkah
berikutnya.
Sesampainya aku di rumah tak ada sesuatu yang berubah,
nonton TV dan membaca buku menjadi kebiasaan yang selalu dilakukan. Saat malam
tiba dan aku buka dompet, aku lihat ada nomer
telpon Andi dan tiba-tiba rasa iseng itu mulai hinggap. Aku telpon Andi
dan kami bicara tentang banyak hal.
*************
Satu bulan sudah dari perkenalan aku dengan Andi dan aku tak
berfikir masalah taruhan itu. Terakhir aku hubungi Andi via phone usai acara
itu, setelah itu aku tak hubungi dia maupun bertemu dengannya. Aku sibuk dengan
Niko dan teman-temanku.
“Ini sudah 1 bulan dari taruhan kita. Bagaimana kabarnya
Andi?” Tanya Monik.
“Ahhh …. Aku lupa!!! Bingung juga mau di apakan Andi so aku
belum hubungi dia lagi apalagi Niko selalu mengikuti aku …. Huft!!! Aku hanya berharap
Tuhan memberikan jalan buat aku…. ” sahutku sambil tertawa kecil.
Monik hanya menggelengkan kepala, mungkin dia berfikir jika
aku ini gila karena aku yang ajak taruhan tapi semua aku mentahkan lagi.
2 bulan sudah dari waktu taruhan yang ditentukan tapi kepala
ini masih macet dan bingung, apa yang harus dilakukan pada Andi? Bukannya sibuk
dengan Andi, malah sibuk urusin Niko.
Niko mulai sibuk dengan pekerjaannya dan aku sendiri tiada
teman, saat seperti ini sosok Andi mulai muncul lagi di kepalaku dan tanpa
pikir panjang langsung aku ambil HP-ku.
Aku hubungi Andi ……..
Begitu aku dengar suaranya tak aku buang-buang waktuku untuk
bicara dengannya. Kami berbicara banyak hal hingga tiba saat dia mengatakan
“tutup telponnya ya …… ada yang ingin aku bicarakan tapi biar aku yang
menghubungimu, sayang!!”
“ok” jawabku sambil menutup telponku.
Rasa aneh mulai hinggap di kepalaku dan aku berfikir kenapa
dia memanggilku sayang?? Apa yang dia fikirkan tentang aku ?? belum juga
pertanyaan itu terjawab, suara dering telpon dari Andi pun berbunyi.
“hello …” sapaku
“hello, sayang ….” Sahut Andi
“kenapa panggil sayang?” tanyaku karena penasaran
“tak apa-apa. Aku hanya ingin membiasakan diriku untuk
memanggilmu sayang” sahut Andi
Rasa puas akan jawaban Andi membuatku makin penasaran.
“kenapa harus dibiasakan? Kita juga bukan teman dekat &
perkenalan kita baru beberapa bulan yang lalu, apalagi kita jarang bicara dan
bertemu.” Tanyaku dengan berharap sebuah penjelasan dari Andi.
Andi diam sejenak sambil aku dengar dia menghela nafas
panjang.
“ini yang ingin aku ceritakan padamu. Aku tak tahu dan
bingung karena sejak pertemuan kita dahulu mata ini tertuju padamu. Saat kau
menghilang dan tak ada kabar, aku rindu dan menunggu dirimu.” Penjelasan Andi.
“jika kamu rindu padaku, kenapa tak menghubungi aku?
Bukannya kau punya nomerku ?” sahutku memotong penjelasan Andi.
“ahh … bukannya kau sudah tahu siapa aku dari
teman-temanku?? “ Tanya Andi
“enggakkkk …. Ngapain aku Tanya-tanya orang lain tentang
kamu jika aku bisa Tanya kamu sendiri, lebih terasa puas saat kita tahu sebuah
informasi penting dari orang yang bersangkutan kaleeee” jawabku sambil bercanda
“ya sudah …. Aku menunggumu selama kau menghilang dan selama
ini berfikir jika memang kau tak menghubungiku lagi, berarti kau bukan jodohku
dan aku harus melupakanmu.” Penjelasan Andi
“wah ….. karena sekarang aku menghubungimu brarti aku
jodohmu & kau harus nikahin aku hahahaha” sahutku sambil tertawa
“memangnya kau mau menikah muda ?” Tanya Andi
“sebenarnya kita bicara apa sih? Nglantur & bercanda aja
…..” sahutku sambil mengalihkan pembicaraan
“aku tak pernah bercanda denganmu!! Aku tahu kau sudah
bicara banyak hal tentang aku dengan teman-temanku karena itu kau mendekati
aku!!” jawab Andi
“sudahlah, aku tak suka membicarakan hal seperti ini!!! Kita
besok bertemu ya ….” Pintaku
“bertemu dimana?”Tanya Andi
“bertemu di tempat yang dulu, itu tempat berkumpulnya aku
dan teman-teman.” Sahutku
“ok … kita ketemu besok sore di tempat itu !!” jawab Andi
“yupzzzzz ….. sampai bertemu besok!!!” sahutku sambil
menutup telpon dari Andi.