WELCOME......WELCOME......WELCOME.....WELCOME......WELCOME......WELCOME ....... WELCOME ..... WELCOME ...... INDONESIA-BLOGGER

Monday, December 13, 2010

PEREMPUAN YANG DICINTAI SUAMIKU

Kehidupan pernikahan kami awalnya baik-baik saja menurutku.Meskipun menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Angga tampak baik dan lebih menuruti apa mauku.
Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi ke kantornya bekerja sampai subuh, baru pulang ke rumah, mandi, kemudian mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit. Aku pikir dia WORKAHOLIC.

Dia menciumku maksimal dua kali sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itu pun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal-hal seperti itu sebagai ungkapan sayang.
Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan malam berdua pun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.

Kalau hari libur dia lebih sering tiduran di kamar, atau main dengan anak-anak kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.

Aku mengira rumah tangga kami baik - baik saja selama 8 tahun pernikahan kami. Sampai suatu ketika, di suatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit di rumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan di rumah, dia kena typhoid, dan harus di rawat di rumah sakit, karena sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri, bernama Wina, temannya Angga saat dulu kuliah.

Wina tidak secantik aku, Dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan, dan penuh cinta, ketika dia berbicara seakan-akan waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat-kalimatnya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki-laki maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.
Wina tidak pernah kenal dekat dengan Angga selama mereka kuliah dulu. Wina bercerita bahwa Angga sangat pendiam, sehingga jarang punya teman akrab. lima bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor yang mempertemukan mereka. Wina yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Angga yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja.

Aku mulai mengingat-ingat.
Lima bulan yang lalu, ada perubahan yang cukup drastis pada Angga. Setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa mencium lebih dari tiga kali. dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas tapi di saat lain, dia sering termenung di depan komputernya, atau termenung sambil memegangi HPnya. Kalau aku tanya, dia bilang ada pekerjaan yang membingungkan.
Suatu saat Wina pernah datang pada saat Angga sakit dan masih dirawat di Rumah Sakit. Aku sedang memegangi piring beserta lauknya dengan wajah kesal. Karena Angga tidak juga mau aku suapi. Wina masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya :
Hai Lanie, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini?
Tidak mau makan juga?  
uuhh .... dasar anak nakal, sini piringnya !!!!!!
lalu ia terus mengajak Angga bercerita sambil menyuapi Angga, tiba-tiba saja sepiring nasi itu sudah habis di tangannya. Dan aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetik pun !!!

Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih sakit dari setelah operasi ceasar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit dari ketika dia tidak pulang ke rumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.



Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Wina begitu manis, dia bisa hadir tiba-tiba membawakan donat buat anak-anak, dan membawakan eggroll kesukaanku. Dia mengajakku jalan-jalan, kadang mengajakku nonton. Kali lain, dia datang bersama suami dan kedua anaknya yang lucu-lucu. Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari itu? Karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak dihatinya.



Suatu sore, mendung begitu menyelimuti Jakarta. Aku tidak pernah menyangka, hatiku pun akan mendung bahkan gerimis kemudian. Anak sulungku, seorang anak perempuan yang cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka pasword email papanya dan memanggilku.
Mama, mau lihat surat papa buat tante Wina?
Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu.

Dear Wina,
Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Lanie. Aku mencintai Lanie karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak-anakku.
Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh-sungguh mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika konflik-konflik terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa. Tapi aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya.
Aku tidak tahu bagaimana cara menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta untukmu tumbuh secara alami. Seperti pohon-phon beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan belantara yang tidak pernah minta disirami, namun tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.
Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah jadi milik orang lain dan aku adalah laki-laki yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa asal aku bisa mellihat Lanie bahagia dan tertawa. Dia bisa mendapatkan segala yang ia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh harta dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, YOU ARE THE ONLY ONE IN MY HEART.
Yours,
Angga
 Mataku terasa panas. Alika, anak sulungku memeluk erat. Meski pun baru berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan menyayangiku.
Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamamku. Dia mencintai perempuan lain. Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku selalu menulis surat untuk suamiku. Surat itu aku simpan di amplop, dan aku letakkan di lemari bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya.

Mobil yang dia berikan untukku, aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan tabunganku yang aku sisakan dari uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantar dan menjemput anak-anakku. Angga merasa heran. Karena aku tidak pernah lagi manja dan minta di belikan macam-macam merk tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu memintanya menikahiku, karena aku malu terlalu lama pacaran. sedangkan teman-temanku sudah menikah semua. Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku jadi istrinya.

Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia juga tahu bahwa aku seorang perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya? kenapa dia tidak katakan saja bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku, lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku. Angga terus menerus sakit-sakitan, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah dia mencintai perempuan itu terus di dalam hatinya. Dengan pura-pura tidak tahu. aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan Angga adalah Kebahagiaanku juga. Karena aku akan selalu mencintainya.

No comments:

Post a Comment